
Nuzulul Qur'an
“Qur’an sebagai Pedoman dan Sumber Inspirasi Sukses dalam Kehidupan”
Jumat, 14/4/2023 di aula kecamatan Kedungbateng, Forkomincam bersama MUI Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Kedungbanteng menyelenggarakan peringatan Nuzulul Qur’an. KH. Atiq Nururobbani, Ketua MUI Kecamatan Kedungbanteng sekaligus mengisi Mauidzoh Hasanah menyampakan 17 Romadlon Alloh SWT menjadikan bulan romadlon sebagai bulan diturunkannya al-Quran, wahyu yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW yang kemudian disebut dengan Syahru al-Quran. Jaman ini kita harus sangat bersyukur dan berterima kasih kepada para sahabat yang telah membukukan al-Quran, melalui perantara beliaulah sehingga wujud al-Quran sudah dapat kita lihat seperti saat ini yaitu berupa buku atau kitab yang terdiri atas 30 Juz, 114 surat, 6666 ayat.
Sejarah mencatat bahwa proses adanya al-Quran yang ada saat ini, adalah melalui proses yang sangat panjang. Turunnya wahyu yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW di gua hira, hingga selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Pada saat itu ayat-ayat dan bacaan al-Quran tersebut tersebar di beberapa media seperti tulang, batu, kulit binatang, daun dan lainnya. Kemudian pada masa khalifah Utsman bin Affan al-Quran tersebut dibukukan dan kemudian terus disempurnakan hingga seperti saat ini.
Keutamaan dari membaca Al-Qur’an diterangkan dalam sebuah hadits Rasulullah dari Abdullah Ibnu Mas‘ud yang menyatakan bahwa setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca akan diberi balasan satu kebaikan dan setiap kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh. Membaca al-Quran adalah sebaik-baik ibadah, diibaratkan sebuah perumpamaan;
- Orang mukmin yang mau baca al-Qur’an seperti Buah Jeruk manis, harum dan rasanya manis
- Orang mukmin yang tidak pernah membaca alqur’an sepeerti buah Kurma, ada rasanya tetapi tidak harum
- Orang fasik yang mau membaca al-qur’an seperti minyak wangi, baunya harum tetapi rasanya pahit
- Orang fasik yang tidak mau membaca al-quran seperti halnya Bratawali, tidak harum dan pahit rasanya.
Semoga adanya acara ini menjadi motivasi kita untuk lebih mencintai al-Quran, diantara bukti kita mencintainya adalah dengan memperbanyak membaca al-Quran, baik secara kualitas maupun kuantitas. Membaca al-Quran secara kualitas artinya kita memperbanyak mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan al-Quran, sedangkan secara kuantitas berarti kita memperbanyak membaca al-Quran tersebut, bukan hanya pada bulan ramadlan ini saja.